Kamis, 17 Juni 2010

Kabupaten Ciamis





Kabupaten Ciamis, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Ciamis Kota. Kabupaten ini berada di bagian tenggara Jawa Barat, berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan di utara, Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah) dan Kota Banjar di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya di barat.

Kabupaten Ciamis terdiri atas 30 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Ciamis.

Kecamatan Banjar, yang dulunya bagian dari Kabupaten Ciamis, ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif, dan sejak tanggal 11 Desember 2002 ditetapkan menjadi kota (otonom), yang terpisah dari Kabupaten Ciamis.

Sejak sekira lima tahun silam terdapat wacana untuk memekarkan lagi Kabupaten Ciamis (pasca-lepasnya Banjar dan sekitarnya menjadi Kota definitif), yaitu dengan membuat Kabupaten Ciamis Selatan meliputi paro selatan Kabupaten induk, namun hal ini masih terus dibahas di DPRD Kabupaten Ciamis, mengingat adanya pengetatan aturan tak-tertulis untuk pelaksanaan pemekaran suatu daerah administratif (Provinsi maupun Kabupaten/Kota). Patut dimaklum, oleh karena membentuk sebuah daerah administratif baru akan menguras dana yang besar, sementara APBN (dari pusat) dan APBD (dari Provinsi) selayaknya harus dijalurkan kepada hal-hal yang lebih mendesak.


Topografi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Ciamis berupa pegunungan dan dataran tinggi, kecuali di perbatasan dengan Jawa Tengah bagian selatan, serta sebagian wilayah pesisir. Pantai selatan Ciamis bagian timur berupa teluk, diantaranya Teluk Pangandaran, Teluk Parigi, dan Teluk Pananjung. Pantai Pangandaran merupakan salah satu tujuan wisata utama di Kabupaten Ciamis.


Transportasi

Ibu kota kabupaten Ciamis berada di jalan Lintas jalur (Bandung-Yogyakarta-Surabaya). Kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api lintas selatan, dengan stasiun terbesarnya di Ciamis. Di bagian selatan Kabupaten terdapat sebuah lapangan terbang perintis, dinamai Nusawiru, tadinya ditujukan untuk membuka lebar peluang pariwisata (Pangandaran dan sekitarnya) dan investasi di pesisir selatan. Namun kini terkesan kurang dirawat.


Catatan:

Motto: Mahayuna Ayuna Kadatuan
Provinsi: Jawa Barat
Ibu kota : Ciamis
Luas : 2.556,75 km²
Penduduk
· Jumlah : 1.586.076 (2007)[1]
· Kepadatan : 620 jiwa/km²
Pembagian administratif
· Kecamatan: 36
· Desa/kelurahan: 350
Bupati Engkon Komara
Kode area telepon : 0265


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Ciamis
17 Juni 2010


Sumber Gambar:

Pantai Pangandaran
http://diphenylamine210.blogspot.com/2010/02/pangandaran-beach-ciamis-city.html

Masjid Agung Ciamis
http://ridwansyahyusufachmad.wordpress.com/2008/03/06/181/
Taman Raflesia Ciamis
http://jabar.bps.go.id/Kab_Ciamis/photo_1.html

Macan Tutul Fauna Identitas Kabupaten Ciamis


Di Jawa Barat terdapat dua jenis kucing besar, yaitu Harimau Jawa dan Macan Tutul. Namun keberadaan Harimau Jawa sampai saat ini belum banyak diketahui, bahkan sebagian ilmuwan telah menganggapnya punah. Sedangkan Macan Tutul dengan semua tekanan yang ada sampai saat ini masih dapat bertahan hidup.

MACAN TUTUL (Panthera pardus)
Nama Umum : Macan Tutul
Nama Lain : Javan Leopard
Suku : Felidae

Latar Belakang
Di Jawa Barat terdapat dua jenis kucing besar, yaitu Harimau Jawa dan Macan Tutul. Namun keberadaan Harimau Jawa sampai saat ini belum banyak diketahui, bahkan sebagian ilmuwan telah menganggapnya punah. Sedangkan Macan Tutul dengan semua tekanan yang ada sampai saat ini masih dapat bertahan hidup.
Secara global dianggap terancam punah (Threatened) (IUCN), di Indonesia dilindungi sejak 1970 dengan SK Mentan No 421/ Ktps/Um/8/1970; dan dengan UU No. 5 1990 serta Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1999.

Pertelaan
Di Asia Tenggara Macan Tutul adalah karnivora terbesar kedua setelah harimau. Berat rata-rata Macan Tutul jantan adalah 55 kg, dan macan betina 30 kg. Hal yang menarik dari Macan Tutul adalah memiliki dua pola warna, ada yang berwarna kuning dengan bintik-bintik hitam dan ada yang berwarna hitam (orang sering menyebutnya Macan Kumbang), yang jika diperhatikan diantara pekatnya warna rambut Macan Kumbang akan terlihat bintik-bintik, mirip sekali dengan Macan Tutul kuning.

Habitat dan Penyebaran
Pada saat ini di Provinsi Jawa Barat, Macan Tutul masih dapat dijumpai di beberapa kawasan: Taman Nasional Gunung Halimun-Salak; Taman Nasional Gunung Gede Pangrango; Cagar Alam Leuweung Sancang; gunung Patuha, Ciwidey; Cagar Alam Gunung Simpang, Cianjur; Cagar Alam Gunung Tilu, Cianjur.

Makanan
Sebagai hewan karnivora Macan Tutul memakan berbagai jenis binatang antara lain babi, rusa, kera, tikus, reptil, burung, ikan dan berbagai binatang lainnya.

Perkembangbiakan
Anak Macan Tutul lahir dengan jumlah 2-3 ekor, anak macan akan membuka matanya dalam waktu 10 hari setelah dilahirkan dan selama 3 bulan, anak Macan Tutul akan mengikuti induknya untuk berburu.
Macan Tutul betina cenderung untuk memelihara anaknya, betina yang sedang hamil akan mencari gua, celah di antara batu, semak belukar, serta rongga sebagai tempat untuk melahirkan dan merawat anaknya. Macan Tutul jantan juga ikut membantu pasangannya pada masa berkembang biak, salah satunya adalah dengan membawakan hasil buruan induk jantan untuk makanan anak dan induk betina.


Sumber:
http://clearinghouse.bplhdjabar.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=177%3Amacan-tutul-fauna-identitas-kabupaten-ciamis&catid=81%3Aidentitas-fauna&Itemid=198&lang=id
17 Juni 2010

Rabu, 16 Juni 2010

Peta Ciamis


View Larger Map

Profil Kabupaten Ciamis

Wilayah Ciamis terletak di 108o20 -108o40 BT dan antara 7o40 20 -7o41 20 LS, luas keseluruhan Kabupaten Ciamis ini 2.556,75 km². Daerah Iini berbatasan langsung dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan di sebelah utara, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya di sebelah barat, Kota Banjar dan Provinsi Jawa Tengah di sebelah timur, Samudera Hindia di sebelah selatan, secara administratif, terbagi menjadi 30 kecamatan.

Keadaan alam Ciamis cukup potensial untuk pertanian dan pariwisata karena merupakan jalur transportasi antar kota maupun antar provinsi selain memiliki pantai Pangandaran yang sangat indah sehingga menjadi primadona wisatwan domestik dan mancanegara.

Komoditi unggulan dari sub sektor perikanan laut diantaranya lobster, kakap merah, bawal, udang jerbung, dan layur. Di sub sektor budidaya iakan air tawar dintaranya gurame, nila gift, dan uadng galah, Untuk sub sektor pertanian, tanaman pangan masih menjadi andalan daerah ini yang meliputi: padi, jagung, tanaman holtikultura buah-buahan seperti duku, salak, pisang, mangga, manggis, sawo dan tanaman palawija, serta sayur-sayuran.

Untuk sub sektor peternakan mempunyai komoditi unggulan sapi, ayam ras dan domba, Usaha peternakan memberikan banyak nilai tambah bagi peternaknya mulai dari kotoran ayam yang dijadikan pupuk kandang, ayam yang dipadu dengan ikan hingga menjadi mina ayam, sampai pemanfaatan bulu-bulu ayam sebagai bahan baku industri kecil. Daerah utama untuk peternakan ayam meliputi Kecamatan Ciamis, Kawali, Panjalu, Cipaku, Cisaga, Sukadana, dan Rancah.

Kendala yang masih dihadapi peternak ayam selama ini adalah penyediaan bibit ayam. Belum ada perusahaan pembibitan ayam yang dapat memenuhi kebutuhan lokal peternak Ciamis sehingga kebutuhan bibit ayam masih dipasok dari Kota Bandung.

Selain potensial untuk pertanian, beberapa kecamatan di Kabupaten Ciamis juga potensial untuk pariwisata, di antaranya Kecamatan Pangandaran, Panjalu, Kalipucang, Cijulang, dan Cimerak. Pariwisata mampu menggerakkan lapangan usaha lain seperti pertanian, industri, perdagangan maupun perhotelan. Penyebab tingginya pertumbuhan ini akibat maraknya kegiatan ekonomi di Pantai Pangandaran, seperti perdagangan, perhotelan, dan kegiatan industri kecil.

Selain wisata pantai, Kabupaten Ciamis juga menawarkan wisata budaya dan alam. Wisata budaya seperti Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, dan Situ Lengkong, Kecamatan Panjalu, merupakan peninggalan Kerajaan Galuh. Karangkamulyan diarahkan menjadi tempat persinggahan untuk melepas kepenatan para pengemudi atau warga yang hendak lewat jalur selatan Pulau Jawa. Situ Lengkong menawarkan keindahan danau kecil yang di tengahnya terdapat makam Raja Panjalu Adipati Hariang Kencana Putra.

Obyek wisata alam di antaranya adalah Curug Tujuh Cibolang yang merupakan tujuh air terjun di daerah pegunungan Kecamatan Panjalu, Ciamis bagian utara, dan Cukang Taneuh, gua yang dihiasi stalaktit dan stalagmit yang ada di Kecamatan Cijulang. dari sub sektor perkebunan yang potensinya meliputi cengkeh, kakao, lada dan kelapa.


Sumber Data:
Jawa Barat Dalam Angka 2007
(01-7-2007)
BPS Provinsi Jawa Barat
Jl. PHH Mustapa No. 43, Bandung 40124
Telp (022) 7272595, 7201696
Fax (022) 7213572


Sumber:
http://regionalinvestment.com/newsipid/id/displayprofil.php?ia=3207
17 Juni 2010

Engkon Komara, "Kabupaten Ciamis Banyak Raih Prestasi"

Rapat Paripurna Istimewa DPRD dan pesta rakyat menandai puncak rangkaian peringatan HUT ke-368 tatar Galuh Ciamis yang berlangsung Sabtu (12/6). Masyarakat dan ratusan pedagang ikut menikmati rezeki. Seluruh barang dagangannya ludes diborong dan dibagikan gratis kepada masyarakat.

Rapat istimewa dipimpin Ketua DPRD Ciamis, Asep Roni didampingi wakil ketua. Bupati Ciamis Engkon Komara didampingi Wakil Bupati Iing Syam Arifin dengan khidmat mengikuti seluruh rangakaian kegiatan tersebut. Di antara tamu undangan juga hadir sejumlah pejabat utusan dari kabupaten dan kota sekitar CIamis, seperti Kota Banjar, Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Ciamis Engkon Komara menyatakan bahwa peringatan hari jadi merupakan momentum untuk lebih meningkatkan pelayanan publik yang prima. Selain itu juga menciptakan iklim investasi yang lebih mudah sehingga meningkatkan daya saing, serta upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.

"Aparatur sebagai pelayan masyarakat, harus memiliki kepekaan terhadap apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Memberikan solusi, ketika muncul persoalan di masyarakat. Saat ini adalah momentum yang tepat," katanya.

Engkon Komara mengatakan selama setahun banyak prestasi yang diraih Kabupaten Ciamis. Di antaranya berhasil mengendalikan pertumbuhan pendudukan pada tingkat relatif rendah, yaitu dalam lima tahun terakhir rata-rata 0,41 persen.

Upaya peningkatan kualitas manusia yang diukur dari Indek Pembangunan Manusia (IPM), lanjut dia, menunjukkan kondisi yang semakin baik. Pada tahun 2009 IPM Kabupaten Ciamis mencapai 72,14, atau lebih besar dari rata-rata IPM Jawa Barat.

Pembangunan pendidikan, lanjutnya, mengalami peningkatan kualitas yang semakin baik. Peningkatan itu seiring dengan bertambahnya alokasi dana pendidikan mencapai 44,72 persen dari total APBD.

"Dengan anggaran yang ada, berhasil merehabilitasi 1.080 ruang kelas SD/MI yang rusak. Dengan keberhasilan tersebut, saat ini tersisa 1.688 ruang kelas yang perlu diperbaiki," tutur Engkon.

Peringatan hari jadi Kabupaten Ciamis, kata dia, semakin bertambah lengkap dengan diraihnya Adipura. Hal itu masih ditambah dengan diraihnya Kalpataru kategori Perintis Lingkungan diberikan kepada salah seorang warga Ciamis, Ujang Solihin.

"Selama tiga tahun berturut mulai tahun 2008, Kabupaten Ciamis selalu mendapat prestasi menggembirakan dalam bidang lingkungan dan kesehatan. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran serta akftif masyarakat," jelasnya.

Sementara itu Ketua DPRD Ciamis Asep Roni mengatakan, selain prestasi yang menggembirakan, ada beberapa hal yang masih harus ditingkatkan oleh Pemkab Ciamis. Di antaranya adalah jalan lingkar selatan Ciamis yang sampai saat ini kondisinya rusak berat. Demikian pula rencana pembangunan terminal terpadu, harus segera diwujudkan.

"Rusaknya akses jalan lingkar selatan telah menghambat jalannya roda perekonomian masyarakat. Selain itu rencana pembangunan terminal terpadu , juga harus dikaji ulang, dan dimungkinkan segera diwujudkan," tuturnya.

Roni berharap momentum hari jadi merupakan tonggak untuk meningkatkan kinerja penyelenggara pemerintahan, menuju Ciamis yang lebih baik. "Dengan segala kekurangan sebagai bahan instrospeksi, kami berharap masa depan yang lebih baik," katanya. (A-101/kur)***

Sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com/node/115711
17 Juni 2010

Melirik "Agroforestry" Kakao di Ciamis

CIAMIS bagian selatan dikenal sebagai sentra produksi kakao rakyat di Jawa Barat. Areal perkebunan kakao di wilayah ini menurut data Dinas Perkebunan Jabar tahun 2006 mencapai 13.363 hektare, dengan total produksi 3.464 ton.

Melihat potensi kakao yang cukup baik di wilayah ini, Perum Perhutani Unit III KPH Ciamis, tertarik untuk melakukan pengembangan agroforestry (bisnis agro di areal kehutanan) komoditas kakao melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).

Apalagi karena peluang pasar kakao cukup cerah. Namun, hasil produksi agrobisnis kakao rakyat di Jabar masih belum dapat memenuhi kuota pesanan. Dalam kaitan itu PHBM tanaman kakao di KPH Ciamis dimanfaatkan sebagai salah satu andalan pasokan produksi.

Ketua Asosiasi Petani Kakao Jabar Ujang Darsono mengatakan, pesanan pasokan kakao rakyat ke sentra produksi di Ciamis baru terpenuhi 30 persen. Belum dihitung secara total dari Jabar. Untuk memenuhi permintaan tersebut diperlukan tambahan produksi dari daerah produsen kakao lainnya di Jabar, misalnya Garut dan Cianjur.

Menurut Ujang Darsono, tantangan terbesar usaha kakao rakyat di Jabar adalah belum cepat terpenuhinya jumlah kuota pesanan dibandingkan dengan hasil produksi. Dicontohkan, pesanan biji kakao kering dari sejumlah industri pengolah cokelat di Tangerang rata-rata 50 ton kering. Sedangkan dari petani Ciamis baru terpenuhi 15 ton.

Menurut dia, jika usaha komoditas kakao rakyat di Ciamis dikembangkan melalui PHBM, produksinya akan mendominasi pasokan total dari Jabar.

Soalnya, pasokan perusahaan perkebunan besar dari Jabar pun masih belum signifikan karena mereka tak dominan mengusahakannya.

Para pembeli dari industri besar, terutama di sekitar Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Bandung, tampaknya akan lebih memilih produk kakao rakyat di Jabar karena lebih efisien dalam ongkos kirim.

Dengan catatan, kata Ujang, kualitas kakao rakyat di Jabar termasuk dari PHBM harus lebih baik sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan pasar. "Perlu bimbingan serius, agar para petani kakao PHBM mampu menghasilkan produksi yang kualitasnya memenuhi syarat. Terutama menyangkut penguasaan teknologi pascapanen untuk produksi biji kering karena dari sini harga akan menentukan," katanya.

Soal pemasaran, menurut Ujang, saat ini sejumlah petani kakao di Jabar sedang memperkuat posisi dengan merintis sistem pemasaran bersama.

Apalagi, kuota permintaan dari industri pengolah cokelat lokal pada 2009 diprediksi akan tetap tinggi. Mengingat kakao termasuk produk pangan yang konsumennya banyak.

Kompromi teknis

Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Perkebunan (GPP) Jabar-Banten H. Dede Suganda Adiwinata menilai, pengusahaan komoditas kakao melalui PHBM cocok dilakukan di hutan negara, di Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Cigugur, Cijulang, Ciamis selatan. Hal ini berdasarkan petunjuk teknis baku bahwa karakteristik tajuk pohon jati akan mampu menyeimbangkan kebutuhan pencahayaan tanaman kakao, baik saat musim kemarau maupun musim hujan.

"Namun harus ada kompromi jarak tanam dan populasi antara tegakan utama pohon jati dengan komoditas kakao. Perum Perhutani berkepentingan pada populasi penanaman pohon jati dengan keperluan produksi tanaman kakao yang akan sangat bergantung kepada penyinaran matahari untuk pembungaan," katanya.

Ia mengingatkan, pengusahaan tanaman kakao rakyat, termasuk di PHBM, harus dilakukan dengan perencanaan yang akurat. Jangan sekadar mengejar target luas lahan. Pengusahaan kakao rakyat melalui PHBM, agar diusahakan pada lahan-lahan kehutanan yang cocok, sehingga kualitas hasilnya dapat diandalkan. (Kodar S./"PR") ***


Sumber:
Pikiran Rakyat, 2 Maret 2010 dalam :
http://www.kphciamis.perumperhutani.com/index.php?option=com_content&view=article&id=134:melirik-qagroforestryq-kakao-di-ciamis&catid=27:new-to-joomla&Itemid=127
17 Juni 2010

Sejarah Kabupaten Ciamis

Proses lahirnya hari jadi Kabupaten Ciamis, diawali dengan keluarnya Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ciamis tanggal 6 oktober 1970 nomor: 36/x/kpts/DPRD/1970 dan nomor : 5/ll/kpts/DPRD/1971, tentang pembentukan panitia penyusunan sejarah Galuh, yang dalam pelaksaannya panitia tersebut didampingi oleh tim ahli sejarah ikip bandung, yang dipimpin oleh drs. Rd.h. Said Raksanegara.

Dibentuknya panitia penyusunan sejarah Galuh, dimaksudkan untuk menelusuri dan mengkaji sejarah Galuh secara menyeluruh, mengingat terdapat beberapa alternatif didalam menetapkan hari jadi tersebut, apakah akan memaka! Titimangsa rahyangta di medangjati yaitu mulai berdirinya kerajaan Galuh oleh wretikkandayun tanggal 23 maret 612 m atau zaman Rakean Jamri yang juga disebut raiyang sanjaya sebelum sang manarah berkuasa, atau akan mengambil tanggal dan tahun dari peristiwa peristiwa, sebagai berikut:

1.digantinya nama kabupaten Galuh menjadi Kabupaten Ciamis
oleh Bupati Rd. Tumenggung Sastra Winata pada tahun 1916;
2.pindahnya pusat pemerintahan dari imbanagara ke cibatu (ciamis) oleh bupati rd. Aa wiradikusumah padatanggal 15 januari 1815;
3.atau berpindahnya pusat kabupaten Galuh dari garatengah yang letaknya di sekitar Cineam (Tasikmalaya) ke Barunay (Imbanagara) pada tangal 12 juni 1642.

hasil kerja keras panitia penyusun se]arah Galuh dan tim ahli sejarah IKIP Bandung, akhirnya menyimpulkan bahwa hari jadi Kabupaten Ciamis jatuh pada tanggal 12 juni 1642, yang kemudian dikukuhkan dengan surat keputusan dewan perwakilan rakyat daerah Kabupaten Ciamis tanggal 17 mel 1972 nomor: 22/v/kpts/DPRD/ 1972.
Dengan keputusan DPRD tersebut, diharapkan teka -teki mengenai hari jadi Kabupaten Ciamis tidak dipertentangkan lagi dan juga diharapkan seluruh masyarakat mengetahui, sehingga akan lebih bersemangat untuk membangun tatar Galuh ini, sejalan dengan moto juang Kabupaten Ciamis, yaitu:

Pakena gawe rahavu pakeun heubeul jaya dinabuana untuk mengejar / mewujudkan mahayunan ayuna kadatuan.

Kata Galuh berasal dari bahasa sansekerta, yang berarti batu permata, kerajaan Galuh berarti kerajaan batu permata yang indah gemerlapan, subur makmur gemah ripah loh jinawi, aman tentram kertaraharja.

Dari sejarah terungkap bahwa pendiri kerajaan Galuh adalah Wretikkandayun, ia adalah putra bungsu dari Kandiawan yang memerintah Kerajaan Kendan selama 15 tahun ( 597 — 612) yang kemudian menjadi pertapa di Layungwatang (daerah Kuningan) dan bergelar Rajawesi Dewaraja atau Sang Layungwatang.

Wretikkandayun berkedudukan di Medangjati, tetapi ia mendirikan pusat pemerintahan yang baru dan diberi nama Galuh (yang lokasinya kurang lebih di desa karangkamulyan sekarang). Ia dinobatkan pada tanggal 14 Suklapaksa Bulan Caitra tahun 134 caka (kira - kira 23 maret 612 Masehi). Tanggal tersebut dipilihnya benar-benar menurut tradisi Tarumanagara, karena tidak saja dilakukan pada hari purnama melainkan juga pada tanggal itu matahari terbit tepat di titik timur.

Tujuan wretikkandayun membangun pusat pemerintahan di daerah Karangkamulyan (sekarang) adalah untuk membebaskan diri dari Tarumanagara, yang selama itu menjadi negara “adikuasa”. Oleh karena itu demi mewujudkan obsesinya ia menjalin hubungan balk dengan kerajaan kalingga di jawa tengah, bahkan putra bungsunya mandi minyak di jodohkan dengan Parwati putri Sulung Maharanissima.

Kesempatan. Untuk menjadi negara yang berdaulat penuh, terjadi pada tahun 669 ketika Linggawarman (666 — 669) Raja Tarumanagara yang ke 12 wafat. Ia digantikan oleh menantunya (suami Dwi Manasih) bernama terus bawa yang berasal dari Kerajaan Sunda Sumbawa.

Terus bawa inilah yang pada saat penobatannya tanggal 9 suklapaksa bulan yosta tahun 951 caka (kira-kira 17 Mei 669 Masehi), ia mengubah kerajaan Tarumanagara menjadi negara sunda.

Masa kerajaan Galuh berakhir kira-kira tahun 1333 Masehi ketika RajA Ajiguna Lingga Wisesa atau Sang Dumahing Kending (1333 — 1340) mulai bertahta di Kawali, sedangkan kakaknya Prabu Citragada atau Sang Dumahing Tanjung bertahta di Pakuan Pajajaran.

Lingga Wisesa adailah Kakek Maharaja Linggabuana yang gugur pada perang bubat tahun 1357, yang kemudian diberi gelar Prabu Wangi. Ia gugur bersama putri sulungnya Citra Resmi atau Diah Pitaloka. Diah Pitaloka mempunyai adik laki — laki yang bernama Wastu Kancana dan diberi umur panjang.

Ketika perang bubat berlangsung, Wastu Kancana baru berusia 9 tahun dibawah bimbingan pamannya yaitu Mangkubumi Suradipati alias Sang Bumi Sora atau batara guru di Jampang, Wastu Kancana berkembang menjadi seorang calon raja yang seimbang keluhuran budinya lahir bathin, sepeti tersebut pada wasiatnya yang tertulis pada prasasti Kawali yaitu:

-negara akan jaya dan unggul perang bila rakyat berada dalam kesejahteraan (kareta beber).

-raja harus selalu berbuat kebajikan (pakena gawe rahayu).


Itulah syarat yang menurut wasiatnya untuk dapat pakeun heubeul jaya dina buana, pakeuna nanjeur najuritan untuk menuju mahayunan ayuna kadatuan.

Pada masa pemerintahan Prabu Niskala Wastu Kancana negara dan rakyatnya berada dalam keadaan aman tenteram kertaraharja, para abdi dalem patuh dan taat terhadap peraturan ratu yang dilandasi oleh purbastiti dan purbajati.

Wastu Kancana mempunyai dua orang isteri, yaitu larasati (puteri resi susuk lampung) dan mayangsari. Putra sulung dari larasati yang bernama sang halimun diangkat menjadi penguasa kerajaan sunda berkedudukan di pakuan pajajaran pada tahun 1382.

Dari mayangsari Wastu Kancana mempunyai empat orang putera yaitu Ningrat Kencana, Surawijaya, Gedeng Sindangkasih dan Gedeng Tapa. Ningrat Kencana diangkat menjadi mangkubumi di kawali dengan gelar surawisesa.

Wastu Kancana wafat pada tahun 1475 dan digantian oleh Ningrat Kencana dengan gelar prabu dewa niskala berkedudukan di Kawali, yang hanya menguasai kerajaan Galuh, karena kerajaan sunda dikuasai oleh kakaknya yaitu sang halimun yang bergelar prabu susuk tunggal. Dengan wafatnya wastu kancana, maka berakhirlah periode kawali yang berlangsung selama 142 tahun (1333 — 1475).

Dalam periode tersebut. Kawali menjadi pusat pemerintahan dan keraton surawisesa menjadi persemayaman raja-rajanya terlebih lagi sribaduga maharatu haji sebagai pewaris terakhir tahta kerajaan Galuh dari ayahnya dewa niskala yang pusat kerajaanya di keraton surawisesa pindah ke pakuan pajajaran (bogor sekarang) untuk merangkap jabatan menjadi raja sunda yang dianugerahkan dari mertuanya, maka sejak itu Galuh sunda bersatu kembali menjadi pakuan pajajaran dibawah kekuasaan sri baduga maharaja ratu haji di pakuan pajajaran sri sang ratu dewata yang kini lazim disebut prabu siliwangi.

Penanggalan pada zaman kerajaan Galuh bihari nampaknya kurang tepat bila dijadikan penanggalan hari jadi Kabupaten Ciamis, karena luas teritorialnya sangat jauh berbeda dengan keadaan Kabupaten Ciamis sekarang.

Nama kerajaan Galuh baru muncul tahun 1595, yang sejak itu mulai masuk kekuasan mataram. Adapun batas-batas kekuasaannya sebaga! Berikut :

-di sebelah timur, Sungai Citanduy;

-di sebelah barat, galunggung Sukapura;

-Di Sebelah Utara, Sumedang Dan cirebon; Sungai Citanduy;

-di sebelah selatan, Samudera Hindia.


Daerah - daerah Majenang, Dayeuh Luhur dan Pagadingan termasuk juga daerah Galuh masa itu ( menurut dr. F. Dehaan) dan ternyata dari segi adat istiadat dan bahasa masih banyak kesamaan dengan tatar pasundan terutama sekali di daerah pegunungan.

Kerajaan Galuh pada saat itu terbagi menjadi beberapa pusat kekuasaan yang dipimpin oleh raja - raja kecil ( Kandaga Lante ), yang kemudian dianggap sederajat dengan bupati yang antara satu dengan yang lainnya masih mempunyai hubungan darah mempunyai perkawinan. Pusat—pusat kekuasaan tersebut berada di wilayah cibatu, Garatengah, Imbanagara, Panjalu, Kawali, Utama (Ciancang), Kertabumi (Bojonglopang ) Dan Kawasen (Desa Banjarsari).

Pengaruh kekuasaan mataram sedikit banyak mewarnai tata cara pemerintahan dan budaya kerajaan Galuh dari tata cara buhun sebelumnyai pada zaman itu mulai ada pergeseran antara bupati yang satu dengan bupati yang lainnya, seperti adipati panaekan putra prabu Galuh cipta pertamana diangkat menjadi bupati wedana (semacam gubernur) di Galuh oleh Sultan Agung.


Pengangkatan tersebut menyulut perselisihan faham antara dipati panaekan dengan adipati kertabumi yang berakhir dengan tewasnya adipati panaekan. Jenazahnya dihanyutkan ke sungai citanduy dan dimakamkan di pasarean karangkamulyan.

Sebagai penggantinya ditunjuk adipati Imbanagara yang pada waktu itu berkedudukan di Garatengah (Cineam-Tasikmalaya). Usaha sultan agung untuk melenyapkan kekuasaan voc di batavia pada penyerangan pertama mendapat dukungan penuh dari adipati ukur, walaupun pada penyerangan itu gagal.

Pada penyerangan kedua ke batavia, dipati ukur mempergunakan kesempatan tersebut untuk membebaskan daerah ukur dan sekitarnya dari pengaruh kekuasaan mataram. Politik dipati ukur tersebut harus dibayar mahal , yaitu dengan terbunuhnya dipati imbanagara ( yang dianggap tidak setia lag! Kepada mataram ) oleh utusan mataram yang dipenggal kepalanya dan dibawa ke mataram sebaga! Barang bukti. Sedangkan badannya dimakamkan di bolenglang (kertasari). Tetapi kepala dipati imbanagara dapat direbut lagi oleh para pengikutnya walaupun terjatuh di sungat citanduy, yang kemudian tempat jatuhnya disebut leuwi panten.

Kedudukan dipati imbanagara selanjutnya digantikan oleh puteranya yang bernama mas bongsar atau raden yogaswara dan atas jasa-jasanya dianugerahi gelar raden adipati panji jayanegara.

Pada masa pemerintahan raden Adipati Panji Jayanegara, pusat kekuasaan pemerintahan dipindahkan dari garatengah ke Calingging yang kemudian dipindahkan lag! Ke Barunay ( imbanagara sekarang ), pada tanggal 14 maulud atau pada tanggal 12 juni 1642 m.

Perpindahan pusat kabupaten Galuh dari garatengah ke imbanagara, mempunyai arti penting dan makna yang sangat dalam bagi perkembangan kabupaten Galuh berikutnya dan merupakan era baru pemerintahan Galuh menuju terwujudnya Kabupaten Ciamis dikemudian hari, karena :

1.peristiwa tersebut membawa akibat yang positif terhadap perkembangan pemerintahan maupun kehidupan masyarakat kabupaten Galuh yang mempunyai batas teritorial yang pasti dan terbentuknya sentralisasi pemerintahan
2 .perubahan tersebut mempunyai unsur perjuangan dari pemegang pimpinan kekuasaan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan rakyatnya dan adanya usaha memerdekakan kebebasan rakyatnya dari kekuasaan penjajah.
3.kabupaten Galuh dibawah pemerintahan bupati rd. Adipati arya panji jayanegara mampu menyatukan wilayah Galuh yang merdeka dan berdaulat tanpa kekerasan.
4.adanya pengakuan terhadap kekuasaan mataram dari kabupaten Galuh semata-mata dalam upaya memerangi penjajah (voc) dan hidup berdampingan secara damai.
5.sejarah perkembangan kabupaten Galuh tidak dapat dipisahkan dari sejarah terbentuknya Kabupaten Ciamis itu sendiri. Dirubahnya nama kabupaten Galuh menjadi Kabupaten Ciamis pada tahun 1916 oleh bupati rd. Tumenggung satrawinata (bupati ke 18) sampa! Sekarang belum terungkap alasannya merupakan fakta sejarah yang tidak bisa dipungkiri dan dihindari.

Atas pertimbangan itulah dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten daerah tingkat ii ciamis dalam sidang paripurna khusus tanggal 17 mel 1972 dengan surat keputusannya, sepakat untuk menetapkan tanggal 12 juni 1642 sebagai hari jadi Kabupaten Ciamis.

Demikianlah sekilas pintas sejarah hari jadi Kabupaten Ciamis yang kita banggakan dan kita cintai mudah mudahan “komara” Galuh ciamis terus cemerlang dan makin gemerlap oleh keluhuran budi masyarakat dan aparatur pemerintahnya.

Semoga rahmat, hidayah, innayah serta allah swt selalu menyertai kita semua.


Sumber:
Depdagri
http://www.kphciamis.perumperhutani.com/index.php?option=com_content&view=article&id=96&Itemid=114
17 Juni 2010

Refleksi Hari Jadi Kabupaten Ciamis yang ke-368; Wujudkan Pengembangan Agrobisnis dan Pariwisata


Tanpa terasa pada hari ini, Kabupaten Ciamis telah berusia 368 tahun. Sejarah panjang pun telah ditorehkan oleh Kabupaten Ciamis dalam perjalanannya dari mulai berbentuk kerajaan Galuh silam hingga menjadi sebuah kabupaten Ciamis sekarang ini. Perjalanan panjang ini membuktikan bahwa Kabupaten Ciamis mampu bereksistensi dan tak lapuk di makan zaman dan mempunyai daya saing dalam era globalisasi ini.

Hari Jadi Ciamis ke-368 tahun ini, merupakan hari jadi ke tujuh di masa kepemimpinan H. Engkon Komara yang menjabat untuk kali kedua sebagai Bupati Ciamis. Tentunya dengan kepemimpinan Bupati Ciamis yang sudah berpengalaman dan mengerti dengan keadaan Ciamis diharapkan dengan konsep kepemimpinan partisipatifnya yang selalu berusaha menyerap aspirasi seluruh komponen masyarakat dalam pembangunan Bumi Tatar Galuh mampu menjawab berbagai macam kendala yang dihadapi oleh Kabupaten Ciamis.

Fokus H. Engkon Komara yang menitikberatkan pada pengembangan agrobisnis dan pariwisata Ciamis agar menjadi yang termaju di wilayah priangan perlu mendapat dukungan dari masyarakat Ciamis. Pasalnya, agrobisnis dan pariwisata merupakan potensi terbesar yang dimiliki oleh Kabupaten Ciamis.
Sebagai penggerak utama roda perekonomian, sektor agrobisnis didominasi tanaman pangan dan hortikultura. Komoditas unggulannya adalah padi, jagung, kedelai, cabai, dan pisang dengan sentra di Kecamatan Sukamantri, Tambaksari, dan Sukadana. Produksi kedelai tiap tahun sekitar 4.000 ton dengan sentra di Kecamatan Padaherang, Banjarsari, dan Mangunjaya.
Pada hortikultura, pisang dan cabai merupakan komoditas unggulan. Produksi pisang di Ciamis mencapai 2.304.910 ton, sedangkan cabai 28.200 ton. Kualitas cabai merah daerah ini lebih baik dibandingkan dengan daerah lain.
Peternakan unggas juga menjadi unggulan. Setiap tahun Ciamis menghasilkan hampir 54.000 ton atau memasok 24 persen terhadap produksi daging ayam broiler di Jawa Barat dengan pusat di Kecamatan Rajadesa, Panumbangan, dan Langkaplancar.
Sedangkan dari potensi wisata, Kabupaten Ciamis dihadapkan dengan direncanakannya Pangandaran yang akan memisahkan diri. Seperti yang kita ketahui, Pangandaran merupakan penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar bagi Ciamis. Dengan adanya proses pemekaran Kabupaten Pangandaran ini, Kabupaten Ciamis dituntut untuk bekerja lebih keras lagi mengembangkan potensi wisata lainnya seperti Kampung Kuta, Situ Lengkong, Karang Kamulyan, Situs Gunung Susuru, Astana Gede Kawali, dan tempat wisata lainnya yang belum terjamah.

Dalam usianya yang ke-368 tahun Kab. Ciamis, diharapkan akan lebih mampu mengatasi berbagai macam persoalan yang dihadapinya, sehingga Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2009 -2014 Kabupaten Ciamis, yaitu “Dengan Iman Dan Taqwa Ciamis Mantap Sejahtera Tahun 2014”, bisa terwujud.

Visi Kabupaten Ciamis tahun 2009-2014 yang memberikan skala prioritas terhadap pembangunan ekonomi yang berbasis agribisnis dan pariwisata, harus tetap dilanjutkan melalui penguatan dan pemantapan sektor tersebut, sehingga menjadi motor penggerak perekonomian daerah dan masyarakat.

Visi ini semoga bukan hanya sebatas wacana saja, harus ada tindakan nyata untuk merealisasikannya, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Ciamis harus menciptakan Good Goverment and Good Governance membangun pemerintah dan tata pemerintahan yang baik.

Selain itu, yang perlu dikedepankan oleh pemerintah Kabupaten Ciamis adalah bagaimana pemerintah Kabupaten Ciamis mampu membangun kelembagaan daerah yang kondusif, sehingga dapat mendesain standard Pelayanan Publik yang mudah, murah dan cepat. Pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah daerah akan mempengaruhi minat para investor dalam menanamkan modalnya di suatu daerah. Excelent Service harus menjadi acuan dalam mendesain struktur organisasi di pemerintah daerah.

Akan tetapi bukanlah hal yang mudah untuk membangun Bumi Tatar Galuh Parahiyangan ini, dibutuhkan kerjasama antara berbagai pihak baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat itu sendiri. Semangat kebersamaan dengan optimisme yang tinggi merupakan solusi untuk menjawab segala permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh Kabupaten Ciamis.

Kado terindah telah diterima oleh Kabupaten Ciamis menjelang hari jadinya yang ke-368 dengan mendapatkan Piala Adipura sebagai kota terbersih untuk kategori kota kecil tiga kali secara berturut-turut dan mendapatkan Anugrah Kalpataru sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan, keindahan dan ketertiban tata kota.

Akhirnya, Semoga di Hari Jadi Kabupaten Ciamis yang ke-368 ini bisa dijiwai oleh seluruh masyarakat Tatar Galuh dan bias dijadikan refleksi untuk menghantar Kabupaten Ciamis kedepan yang lebih baik lagi. Wilujeng Milangkala ka-368 Bumi Tatar Galuh Parahiyangan, Mugya Mangsa Datang Ciamis Nanjung Tur Gumilang…!

Sumber:
Mustafid
http://priangan-online.com/?p=664
17 Juni 2010

Hari Jadi kabupaten Ciamis yang ke-367, Semanis apakah Ciamis?

Tanpa terasa pada hari ini, Kabupaten Ciamis telah berusia 367 tahun. Sejarah panjang pun telah ditorehkan oleh Kabupaten Ciamis dalam perjalanannya dari mulai berbentuk kerajaan Galuh silam hingga menjadi sebuah kabupaten Ciamis sekarang ini. Perjalanan panjang ini membuktikan bahwa Kabupaten Ciamis mempunyai nilai historis tinggi yang harus terus digali untuk mengungkap sisi lain sejarah Ciamis yang masih terpendam.
Tanggal 12 Juni bagi masyarakat Ciamis sangat bersifat sakral, karena pada tanggal ini Ciamis tengah merayakan hari Jadi kabupaten Ciamis. Penetapan 12 Juni sebaga hari jadi Ciamis tertulis dalam catatan akhir “Buku Sejarah Ciamis”.

Dalam Buku Sejarah Ciamis ini disebutkan ada lima pertimbangan yang melandasi penetapan Hari jadi Ciamis yaitu Satu, dampak posistif perkembangan pemerintahan dan masyarakat yang signifikan setelah R.P.A Jayanagara memindahkan pusat kekuasaan kabupaten Imbanagara ke Barunay. Dua, perpindahan itu mengandung unsur perjuangan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Tiga, Kabupaten Imbanagara akhirnya mampu menyatukan wilayah Galuh sehingga daerah kekuasaanya hampir menyamai wilayah Kerajaan Galuh tanpa melalui kekerasan. Empat, Kesultanan Mataram pun mengakui kekuasaan Kabupaten Imbanagara dan menjadikan sekutu dalam mengusir penjajah. Lima, kenyataan hubungan antara Kabupaten Imbanagara dan Ciamis tidak dapat diputuskan. Itulah kenapa tanggal 12 Juni dijadikan sebagai Hari Jadi Kabupaten Ciamis meskipun ada beberapa pihak yang masih mempertanyakan keabsahan dari penetapan ini, namun itu adalah keputusan yang telah disepakati.

Setiap tahun Kabupaten Ciamis merayakan hari jadinya dan ini merupakan seremonial rutin yang dilakukan oleh Ciamis. Dengan meriahnya Peringatan “Hari Jadi” ini dirayakan. Tapi, apakah Peringatan hari jadi Ciamis yang dilakukan ini hanya sekedar rutinitas saja? Sebenarnya apa makna dari Peringatan hari jadi Ciamis ini? Kalau boleh jujur, saya rasa masyarakat banyak yang belum mengerti makna dari Peringatn hari Jadi Ciamis ini. Masih banyak masyarakat yang merayakan hari Jadi Ciamis ini hanya sekedar ikut meramaikan saja tanpa menjiwai makna seremonial ini.

Kejayaan kerajaan Galuh yang termasyhur harus memotivasi masyarakat Ciamis untuk terus berbenah diri menjadi sebuah Kabupaten Ciamis yang maju sesuai dengan slogan Ciamis yaitu “Ciamis Manjing Dinamis”. Untuk mewujudkan hal ini tidaklah mudah,, banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Kerjasama dan komunikasi yang berkesinambungan antara Pemerintah Ciamis dengan masyarakat Ciamis merupakan modal awal dalam membangun Ciamis agar bisa lebih maju.

Di hari jadinya yang ke-367 Ciamis tengah diberi tantangan dengan adanya pemekaran Kabupaten Pangandaran yang tentunya masih berjalan. Meskipun di dalam Pemekaran Kabupaten Pangandaran ini tidak bisa terlepas dari unsur politik yang ada, namun sejatinya pemekaran Pangandaran merupakan aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat daerah pakidulan yang menginginkan adanya perubahan kesejahteraan ke arah yang lebih baik melalui pemekaran. Terlepas dari opini masyarakat yang menyatakan pemekaran Pangandaran ini merupakan gerakan ketidakpuasan dari masyarakat daerah Pakidulan terhadap Pemerintah daerah Ciamis yang kurang memperhatikan pembangunan Infrastruktur daerah Pakidulan, saya berpandangan pemekaran yang terjadi ini merupakan dimensi gejolak penegakan demokrasi di bumi tatar Galuh yang positif, dan apabila Ciamis mampu mengawal dengan baik proses pemekaran Pangandaran, maka ini adalah sebuah prestasi tersendiri bagi Ciamis dalam memenuh aspirasi masyarakat Ciamis, khususnya daerah pakidulan. Politik memang sulit untuk ditebak, dan itulah seni dari politik. Kita sebagai masyarakat harus melakukan pengawalan agar proses pemekaran Pangandaran ini bisa berjalan dengan lancar, dan tidak dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pengawalan ini harus kita lakukan, khususnya oleh orang Ciamis sendiri, kalau bukan kita siapa lagi? semoga saja kepedulian terhadap Tatar Galuh ini senantiasa tehunjam dalam diri kita khususnya bagi kita sebagai masyarakat Tatar Galuh.

Menjelang hari Jadi Ciamis yang ke 367, Ciamis memperoleh beberapa penghargan dintaranya Penghargaan Ketahanan Pangan, Penghargaan Tata Wahana Adigraha dan terakhir tanggal 4 Juni kemarin Ciamis memperoleh penghargaan Piala Adipura. Semoga saja prestasi Ciamis tahun ini mampu membuktikan bahwa Ciamis memang semakin manis.
Di Hari Ulang tahun Ciamis yang ke 367 ini saya mengucpkan “Wilujeng Milangkala Kanggo Kabupaten Ciamis, Mugya bumi Tatar Galuh Ciamis semakin Manis, Paken Heubeul Jayadi Buana”.

Sumber:
Mustafid Sawunggalih
http://mustafidwongbodo.blogspot.com/

Menjadikan Ciamis Kota Agrobisnis dan Pariwisata

Tanpa terasa, Kabupaten Ciamis telah berusia 368 tahun. Banyak sudah sejarah yang telah ditorehkan oleh Kabupaten Ciamis dalam perjalanannya. Berawal dari masih berbentuk kerajaan Galuh, hingga menjadi seperti yang bisa kita lihat sekarang.

Perjalanan panjang ini membuktikan bahwa Kabupaten Ciamis mampu bereksistensi dan tak lapuk di makan zaman. Hari Jadi Ciamis ke-368 tahun ini, merupakan hari jadi ke tujuh di masa kepemimpinan H. Engkon Komara yang menjabat untuk kali kedua sebagai Bupati Ciamis. Tentu saja kita berharap, dengan kepemimpinan Bupati Ciamis yang sudah berpengalaman dan mengerti dengan keadaan Ciamis, diharapkan dengan konsep kepemimpinan partisipatifnya yang selalu berusaha menyerap aspirasi seluruh komponen masyarakat dalam pembangunan Bumi Tatar Galuh mampu menjawab berbagai macam kendala yang dihadapi oleh Kabupaten Ciamis.

Fokus H. Engkon Komara yang menitikberatkan pada pengembangan agrobisnis dan pariwisata Ciamis agar menjadi yang termaju di wilayah priangan perlu mendapat dukungan dari masyarakat Ciamis. Pasalnya, agrobisnis dan pariwisata merupakan potensi terbesar yang dimiliki oleh Kabupaten Ciamis.
Sebagai penggerak utama roda perekonomian, sektor agrobisnis didominasi tanaman pangan dan hortikultura. Komoditas unggulannya adalah padi, jagung, kedelai, cabai, dan pisang dengan sentra di Kecamatan Sukamantri, Tambaksari, dan Sukadana. Produksi kedelai tiap tahun sekitar 4.000 ton dengan sentra di Kecamatan Padaherang, Banjarsari, dan Mangunjaya.
Pada hortikultura, pisang dan cabai merupakan komoditas unggulan. Produksi pisang di Ciamis mencapai 2.304.910 ton, sedangkan cabai 28.200 ton. Kualitas cabai merah daerah ini lebih baik dibandingkan dengan daerah lain.

Peternakan unggas juga menjadi unggulan. Setiap tahun Ciamis menghasilkan hampir 54.000 ton atau memasok 24 persen terhadap produksi daging ayam broiler di Jawa Barat dengan pusat di Kecamatan Rajadesa, Panumbangan, dan Langkaplancar.
Sedangkan dari potensi wisata, Kabupaten Ciamis dihadapkan dengan direncanakannya Pangandaran yang akan memisahkan diri. Seperti yang kita ketahui, Pangandaran merupakan penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar bagi Ciamis. Dengan adanya proses pemekaran Kabupaten Pangandaran ini, Kabupaten Ciamis dituntut untuk bekerja lebih keras lagi mengembangkan potensi wisata lainnya seperti Kampung Kuta, Situ Lengkong, Karang Kamulyan, Situs Gunung Susuru, Astana Gede Kawali, dan tempat wisata lainnya yang belum terjamah.

Sekali lagi, dalam usianya yang ke-368 tahun Kab. Ciamis, diharapkan akan lebih mampu mengatasi berbagai macam persoalan yang dihadapinya, sehingga Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2009 -2014 Kabupaten Ciamis, yaitu “Dengan Iman Dan Taqwa Ciamis Mantap Sejahtera Tahun 2014”, bisa terwujud.

Visi Kabupaten Ciamis tahun 2009-2014 yang memberikan skala prioritas terhadap pembangunan ekonomi yang berbasis agribisnis dan pariwisata, harus tetap dilanjutkan melalui penguatan dan pemantapan sektor tersebut, sehingga menjadi motor penggerak perekonomian daerah dan masyarakat.

Visi ini semoga bukan hanya sebatas wacana saja, harus ada tindakan nyata untuk merealisasikannya, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Ciamis harus menciptakan Good Goverment and Good Governance membangun pemerintah dan tata pemerintahan yang baik.

Selain itu, yang perlu dikedepankan oleh pemerintah Kabupaten Ciamis adalah bagaimana pemerintah Kabupaten Ciamis mampu membangun kelembagaan daerah yang kondusif, sehingga dapat mendesain standard Pelayanan Publik yang mudah, murah dan cepat. Pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah daerah akan mempengaruhi minat para investor dalam menanamkan modalnya di suatu daerah. Excelent Service harus menjadi acuan dalam mendesain struktur organisasi di pemerintah daerah.

Akan tetapi bukanlah hal yang mudah untuk membangun Bumi Tatar Galuh Parahiyangan ini, dibutuhkan kerjasama antara berbagai pihak baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat itu sendiri. Semangat kebersamaan dengan optimisme yang tinggi merupakan solusi untuk menjawab segala permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh Kabupaten Ciamis.

Kado terindah telah diterima oleh Kabupaten Ciamis menjelang hari jadinya yang ke-368 dengan mendapatkan Piala Adipura sebagai kota terbersih untuk kategori kota kecil tiga kali secara berturut-turut dan mendapatkan Anugrah Kalpataru sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan, keindahan dan ketertiban tata kota.

Akhirnya, semoga di hari jadi Kabupaten Ciamis yang ke-368 ini bisa dijiwai oleh seluruh masyarakat Tatar Galuh dan bisa dijadikan refleksi untuk menghantar Kabupaten Ciamis kedepan yang lebih baik lagi. Wilujeng Milangkala ka-368 Bumi Tatar Galuh
Parahiyangan, Mugya Mangsa Datang Ciamis Nanjung Tur Gumilang…! (*)


Sumber:
Mustafid
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&jd=Menjadikan+Ciamis+Kota+Agrobisnis+dan+Pariwisata&dn=20100612013946
17 Juni 2010

Program Wirausaha ITB Bidik Kab Ciamis

Institut Teknologi Bandung (ITB) membidik Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, untuk implementasi program kewirausahaan mahasiswanya. Pasalnya, potensi jarak dan kakao di kabupaten tersebut dinilai tinggi, tetapi belum ada teknologi yang mampu menambah nilai jual.

"Indonesia termasuk produsen terbesar ketiga kakao di dunia, salah satunya di Kabupaten Ciamis. Akan tetapi, pola petani di sana adalah menjual ke tengkulak dengan harga murah sehingga kesejahteraan nya memprihatinkan. Kami akan membuat pengering kakao, sehingga bisa menambah nilai jual," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni ITB Widyo Nugroho Sulasdi, saat Seminar Kewirausahaan di Aula Timur ITB, Sabtu (16/5).

Pemilihan Ciamis pun, katanya, karena sebelumnya ITB telah mengembangkan projek percontohan energi alternatif minyak jarak.

Tahun ini, ITB memeroleh Rp 2 miliar dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional (Dirjen Dikti Depdiknas) dalam program mahasiswa kewirausahaan. Jumlah itu, oleh ITB akan dikembangkan dalam dua kegiatan kewirausahaan yaitu berbasis teknologi dan pengembangan bisnis umum. ITB menargetkan lima puluh mahasiswa yang akan mendapat dana Rp 8 juta/orang.

Sebagai langkah awal strategi pembentukan jiwa kewirausahaan, menurut Widyo, adalah dengan menerpakan konsep-konsep kewirausahaan. "Pemahaman tentang kewirausahaan harus mantap dulu. UKM kita kebanyakan tidak bisa mengembangkan bisnis, karena tidak punya pengetahuan bisnis dan manajemennya," ujarnya.

Untuk itu, dari dana dikti ITB mengalokasikan Rp 1,6 miliar untuk kegiatan teoritis dan Rp 400 juta untuk praktiknya.

Sementara itu, Ketua Center For Innovation, Entrepreneurship, and Leaderdship (CIEL) Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB Dwi Larso mengatakan, ITB akan mengadopsi model pembelajaran e-track yang diterapkan di SBM.

"E-track berupa perencanaan bisnis, menjalankan usaha baru dan mengembangkan usaha," katanya. (A-167)***


Sumber:
Harian Pikiran Rakyat, Senin 18 Mei 2009, dalam:
http://www.ahmadheryawan.com/lintas-jabar/pendidikan/3935-program-wirausaha-itb-bidik-kabupaten-ciamis.html

Mendaki Popularitas Tari Kele di Kabupaten Ciamis

Serombongan tamu penting bersama Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda berkunjung ke Pantai Karapyak, Kalipucang, Kabupaten Ciamis, Jumat (2/5). Enam orang gadis berkebaya merah menyambut kedatangan mereka, ditemani empat pria yang memegang payung.

Keenam gadis itu meliuk mengikuti irama musik sunda dan mengusung lodong (bambu penyimpan air) di kepala mereka. Setelah 10 menit berlalu, mereka menyudahi tariannya. Jika saja lodong-nya tidak pecah. Keenam gadis itu akan mencuci tangan dan kaki para tamu penting tersebut sebagai tanda penghormatan. Karena tarian yang mereka bawakan memang dimaksudkan sebagai tarian penyambutan bagi para tamu penting yang datang ke Ciamis.

Tidak banyak orang Ciamis yang tahu tentang tarian ini. Namanya pun tidak begitu dikenal, karena Tari Kele ini memang bukan tarian tradisional yang diciptakan oleh leluhur Ciamis. Adalah Neng Peking yang tertarik menciptakan tarian ini karena di Ciamis belum ada tarian khas yang mencirikan daerahnya.

Tarian ini digarap oleh studio Titik Dua dari Ciamis, milik koreografer, Rachmayati Nilakusuma, atau yang akrab disapa Neng Peking itu. Tarian ini digarap sejak dua tahun yang lalu atau tepatnya pada 2006. Menurut Neng Peking, dirinya perlu waktu satu tahun untuk menciptakan tarian ini.

Saat pertama kali dipertontonkan kepada masyarakat sambutannya masih dingin. "Mereka masih memandang aneh dan heran saat menyaksikannya," tutur lulusan Akademi Seni dan Tari Indonesia (ASTI) Bandung tahun 1989 itu
.

Dalam memperkenalkan Tari Kele, Neng Peking tidak segan untuk datang ke desa-desa di Kabupaten Ciamis. Dia berusaha mensosialisasikan tarian ini agar bisa diterima masyarakat. Dia mengungkapkan bahwa saat ini baru beberapa desa di Ciamis yang sudah menggunakan tarian tersebut untuk menyambut tamu.

Tari Kele memiliki makna penyambutan dengan mensucikan tamu-tamu yang datang berkunjung. Istilah kele itu sendiri berarti bambu atau juga disebut lodong yang berfungsi untuk mengambil nira di kalangan masyarakat sunda.

Jumlah penari dalam tarian ini biasanya tidak terbatas. ''Tergantung tempat. Tapi biasanya berjumlah enam orang,'' ungkap wanita kelahiran Sumedang 13 Januari 1966 ini. Menurut Neng Peking biasanya para penari permpuan ini dipasangkan dengan empat orang pria yang membawa dongdong atau tempat untuk menyimpan hasil bumi.

Ide tarian ini diadaptasi dari upacara adat Nyangku di daerah Panjalu Kabupaten Ciamis. Upacara Nyangku melibatkan sembilan perempuan berbaju adat warna putih. Di pagi hari mereka mengambil air dari sembilan mata air yang ada di sekitar situ di Panjalu. Air itu kemudian dimasukkan dalam satu ruas bambu. ''Bambu tersebut dibawa dan disimpan di atas kepala. Lalu para perempuan ini berjalan beriringan menuju Alun-alun Panjalu,'' papar ibu dua anak ini.

Menurut penilaiannya, saat ini popularitas Tari Kele di Kabupaten Ciamis belum begitu tinggi. ''Baru sebagian kecil masyarakat Ciamis yang mengenal tarian ini,'' ungkap dia. Tarian ini malah kerap dipertontonkan di luar daerahnya semisal kota Bandung dan daerah lainnya dalam acara-acara budaya. Dia menganggap masyarakat Bandung memberi sambutan lebih positif terhadap tarian ini. Tapi dia sebagai pencipta sekaligus koreografernya sangat bahagia bisa memberikan sesuatu yang terbaik bagi Ciamis, utamanya dalam bidang kesenian.

Selain Tari Kele, ada juga kesenian lain yang dikembangkan Neng Peking, yaitu Bebegig. ''Kesenian ini belum terangkat di Ciamis,'' ujar dia. Neng Peking berharap saat bupati Ciamis yang baru nanti terpilih bisa menerima dan memasyarakatkan kesenian Tari Kele dan Bebegig. Sehingga masyarakat dapat mengenal kesenian ini sebagai ciri khas dari Kabupaten Ciamis. n yurri erfansyah


Sumber:
Republika 10 Mei 2008

Kabupaten Ciamis Raih Population Award 2009

Kabupaten Ciamis terpilih menjadi daerah yang meraih penghargaan Population Award untuk tingkat Jawa Barat karena dinilai mampu melakukan managemen kependudukan dengan baik.

Peringkat kedua dan ketiga masing-masing diraih Kabupaten Indramayu dan Kota Banjar, setelah melewati tiga tahap penilaian baik secara administrasi maupun peninjauan dilapangan.

Tim Penilai Population Award 2009, Suroso Dasar, mengatakan dalam penilaian ini murni dam dilakukan secara obyektif tanpa ada intervensi dari pihak manapun dengan data kuantitatif dan kualitatif melalui berbagai indicator.

“Peserta 26 kota/ kabupaten setelah melalui penilaian administrasi diperoleh 14 peserta, dari itu kita gunakan skala rasio dan pembobotan untuk mengambil 5 daerah,” ujarnya.

Menurut Suroso, penilaian yang dilakukan dilihat dari kepedulian pimpinan daerah dalam mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kependudukan, dukungan Pemda terhadap sarana, Sumber Daya Manusia serta dukungan DPRD dalam memberikan anggaran program kependudukan.

“Dari 5 daerah, yaitu Kota Cimahi, Bekasi, Kab.Ciamis, Kab. Indramayu dan Kota Banjar, kita pilih Ciamis karena bupati dan dewan mendukung penuh program kependudukan dengan nyata dilapangan,” ucapnya. (BB-47)

Sumber:
http://www.beritabandoeng.com/berita/2009-12/pt-len-industri-raih-anugrah-rintisan-teknologi-industri-2009/berita/2009-12/kabupaten-ciamis-raih-population-award-2009/
17 Juni 2010

Sungai Green Canyon Cijulang, Kabupaten Ciamis


Wisata Sungai Menembus Gua Berhias Stalakmit dan Stalaktit

Di Negara Bagian Arizona, Amerika Serikat, ada objek wisata terkenal Grand Canyon. Kalau di Cijulang, Ciamis, Jawa Barat, ada objek wisata bernama Green Canyon. Atraksi utamanya memang mirip, yaitu ngarai. Bedanya, yang di Ciamis lebih mirip hutan kecil berwarna hijau sehingga disebut Green Canyon.

Green Canyon adalah objek wisata yang pas bagi wisatawan yang suka berpetualang menyusuri sungai. Pada dasarnya, objek wisata itu memang berupa sungai yang merupakan aliran Sungai Cijulang.

Yang tidak biasa sehingga menjadikan objek wisata tersebut menarik adalah sungainya menembus gua yang dipenuhi stalakmit dan stalaktit. Pesona itu masih ditambah dengan bukit bebatuan dengan pepohonan yang rimbun mengait sungai tersebut.

Di awal penyusuran sungai itu, wisatawan bisa menikmati aktivitas masyarakat di dua sisinya. Selanjutnya adalah pemandangan eksotis yang masih alami.

Tidak perlu terkejut jika dalam perjalanan menyusuri sungai tersebut menemukan biawak yang berjemur di bukit-bukit batu di kanan dan kiri sungai. Kadang, binatang yang dalam bahasa lokal dikenal dengan sebutan bayawak itu tambak asik berburu ikan.

Ikan memang banyak ditemukan di sungai berair jernih dan belum dikotori polusi itu. Binatang air tersebut tidak hanya menjadi santapan biawak, namun juga sasaran perburuan burung bultok.

Sesekali tampak burung berwarna cokelat atau biru muda itu terbang menukik menembus permukaan air. Beberapa saat kemudian terbang keluar dari air dengan seekor ikan di paruhnya. Atraksi alam itu lebih sering terlihat pada pagi menjelang tengah hari.

Yang paling ditunggu ketika penyusuran sungai itu sampai di mulut gua. Begitu memasuki mulut gua, gemercik air yang tercurah di air terjun Palatar seakan musik alam yang menyambut. Suasana yang sebelumnya sedikit panas pun tergantikan oleh kesejukan di dalam gua.

Selain menikmati stalaktit dan stalakmit, pengunjung bisa melakukan beberapa aktivitas yang memang disediakan di sana. Misalnya, memanjat tebing di dinding gua, berenang, bersampan, atau memancing.

Semakin dekat dengan bagian tengah gua pemandangan yang tersaji semakin elok. Paling menakjubkan adalah tebing hijau yang menjulang setelah melewati Cukang Taneuh. Di dinding tebing itu terdapat relief-relief bentukan alam selama ribuan tahun.

Penyusuran dengan perahu harus berakhir setelah melewati Cukang Taneuh karena sungai menyempit. Yang ingin melanjutkan perjalanan bisa memilih salah satu dari alternatif yang tersedia. Berenang atau merayapi dinding tebing. Tukang perahu akan dengan sabar menunggu.

Yang memilih berenang tidak perlu khawatir karena tersedia pelampung. Mereka yang memilih merayap bisa merasakan sensasi layaknya pemanjat tebing.

Tantangan perjalanan tersebut terbayarkan dengan pemandangan yang tersaji di ujung sungai. Yaitu, gua yang dipenuhi ribuan kelelawar.

Untuk mencapai lokasi wisata tersebut, perjalanan dimulai dari Ciamis menuju Pangandaran. Selanjutnya, perjalanan menuju Cijulang yang berjarak sekitar 31 kilometer. Untuk mencapai Sungai Green Canyon, wisatawan bisa menumpang perahu yang banyak tersedia di Dermaga Ciseureuh. Pengunjung bisa memilih perahu tempel atau perahu kayuh. (jpnn/ruk)


Sumber:
Dadang Abdul Rasyid, Ciamis
http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=106447
17 Juni 2010